Sisihkan Keuntungan dari Jualan Kaus Kisah Ulee Tetap Bersedekah dalam Keterbatasan Fisik

Pria berumur 33 tahun ini tetap bersedekah meskipun dalam keterbatasan fisik yang dirinya alami. Untuk mendapatkan uang, Ulee menyisihkannya dari hasil keuntungan berjualan kaus. Bagi Ulle sendiri, disabilitas bukan alasan untuk selalu bergantung.

Kelumpuhan dialami Ulee saat dirinya baru saja duduk di bangku SMP. Ia tak tahu mengapa. Tiba tiba saja kedua kakinya tak bisa ia gerakkan sekalipun sudah sekuat tenaga berusaha.

Karena tak bisa digerakkan, lama kelamaan kedua kakinya mengecil dan tak bisa diluruskan. Kondisi ini sempat membuatnya frustrasi. Ulee pun mengubur dalam dalam mimpinya untuk mengenyam pendidikan yang tinggi.

"Saya hanya lulus SD karena SMP akhirnya enggak saya terusin," kata Ulee. Beruntung, Ulee masih memiliki orang tua yang terus mendukung dan mencukupi semua kebutuhannnya. Dukungan itulah yang membuatnya bertahan.

Dukungan itu pula yang membuatnya berusaha bangkit dan berusaha mandiri agar tak lagi menggantungkan hidup pada orang lain. Semangat untuk mandiri ini menguat saat Ulee belajar mendongeng. Sosok Samsudin, seorang pendongeng satwa langka asal Indramayu yang sempat meraih penghargaan Kehati Award 2020 yang menurut Ulee, sangat menginspirasinya.

Itu pula sebabnya, saat akhirnya Ulee memutuskan untuk mencoba peruntungan berjualan kaus, kaus yang ia jual adalah kaus bergambar sosok Samsudin. "Saya juga suka dongeng satwa langka, sengaja dijadikan desain juga untuk mengenalkan satwa langka kepada masyarakat," ucapnya. Ulee mengatakan, kaus kaus itu ia jual dengan harga Rp 120 ribu per potong.

Keuntungan yang diambil Ulee tak besar. Hanya Rp 20 ribu karena Rp 100 ribu lainnya ia gunakan untuk mengganti ongkos produksi. Meski keuntungannya tak banyak, Ulee masih menyisihkan sebagiannya untuk disantunkan kepada anak yatim di sekitar rumahnya.

"Sebanyak 50 persen untuk saya, 50 persen untuk anak yatim," ucapnya. Namun, agar hasilnya mencukupi, kata Ulee, setiap bulan ia paling tidak harus bisa menjual 100 potong kaus. Ini pula yang membuatnya terus termotivasi untuk menjalankan usahanya.

Ulee mengatakan, kondisi anak anak yatim di sekitar rumahnya sangat memprihatinkan. Mereka hidup serba kekurangan. Tak sedikit dari mereka adalah teman teman dekatya.

"Kalau saya alhamdulillah orang tua masih ada, Jadi meski hasilnya (berjualan kaus) tak banyak, mudah mudahan bisa bermanfaat bagi sesama," ujarnya. "Bulan ini alhamdulillah sudah sekitar 45 pieces kaos yang terjual." Selain berjualan kaos, penggemar musisi Iwan Fals dan grup band Slank ini juga membuat kerajinan miniatur dari limbah stik ice cream.

Banyak desain yang bisa Ulee buat, seperti rumah rumahan, perahu, dan lain lain sesuai dengan pesanan pelanggan. "Harganya untuk yang kecil cuma Rp 70 ribu, lumayan," ujarnya

Related Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *