Jejak Historis Aviasi di Pulau Biak Hingga Ketertarikan SpaceX Bikin Stasiun Antariksa di Sana

Heboh rencana pembangunan stasiun antariksa milik miliarder Elon Musk di Pulau Biak masih menjadi topik hangat dalam beberapa hari terakhir. Pembangunan bandar antariksa ini merupakan hasil kerja sama pemerintah dengan SpaceX di Kabupaten Biak Numfor, Papua Barat menuai polemik. Warga lokal dan ketua adat tegas menolak jika pembangunan stasiun antariksa itu dibangun.

Alasan penolakan terhadap rencana itu adalah permasalahan ekosistem dan lingkungan yang dikhawatirkan akan rusak, terlebih laut di kawasan pulau biak memiliki terumbu karang yang eksotis. Tak hanya itu, penduduk lokal juga takut bila stasiun antariksa SpaceX dibangun akan mengancam tempat tinggal mereka. Meski baru sekadar rumor, rencana ini ditampik oleh LAPAN dan menyebut rencana membangun stasiun antariksa di Biak memang dalam tahap perencanaan matang.

LAPAN menyebut SpaceX berminat membangun bandar antariksa untuk lepas landas dan mendaratkan pesawat luar angkasa. LAPAN juga menyampaikan pembangunan bandar antariksa SpaceX masih sebatas pembahasan tahap awal. Pemerintah Indonesia sedang mempelajari proposal lokasi proyek SpaceX.

Melihat sejarah pulau Biak, pulau ini memiliki jejak historia terutama dalam penerbangan saat perang dunia ke II. Saat itu komando pasukan sekutu dari Amerika Serikat, Douglas Macarthur menjadikan pulau ini sebagai target serangan pasukan udaranya terhadap pasukan Jepang. Strategi perang Leap Frog atau Lompat Katak, digunakan Macarthur untuk memulai penyerangan sebagai balasan atas hancurnya Pearl Harbor oleh Jepang pada 7 Desember 1941. Macarthur merencanakan penyerangan terhadap Jepang yang menjadikan Pulau Biak sebagai basis pertahanan militernya. Bahkan, pasukan sekutu secara eksplosif membom sebuah gua di Biak yang diketahui sebagai benteng pertahanan pasukan Jepang sehingga menewaskan hampir 6 ribu pasukan yang terkubur hidup hidup.

Pesawat pesawat tempur kala itu juga bertempur di langit Biak hingga perairannya. Alhasil, banyak peninggalan sejarah perang dunia II yang ditinggal di pulau yang berada di Provinsi Papua Barat itu. Selain itu, pulau biak disebut sebut memiliki posisi yang sangat strategis untuk dunia aviasi. Pulau ini berada di Samudera Pasifik dan berlokasi di ekuator menjadi alasan kuat Biak dipilih sebagai lokasi bandara antariksa SpaceX. Saking strategisnya, dahulu pernah ada penerbangan ke benua Amerika melalui Pulau Biak. Biak diketahui memiliki bandara yang pernah melayani penerbangan internasional dengan rute Biak ke Australia, Tokyo, Papua Nugini, Amsterdam, Los Angeles, Seattle, dan Honolulu Hawaii.

Bahkan, Pemerintah Kerajaan Belanda pernah berinvestasi melalui maskapai KLM pada 14 Juli 1955 dan mendirikan maskapai penerbangan bernama Nederlands Niew Guinea Luchtvaart Maatschapij. Maskapai yang dikenal juga sebagai Kroonduif atau De Kroonduif memiliki arti burung mambruk. Satwa asli Papua itu dikenal juga merpati bermahkota yang hanya dijumpai di bumi cendrawasih. Sebagai informasi, maskapai Kroonduif ini merupakan cikal bakal maskapai swasta yang pernah berjaya di tahun80 2000 an yaitu Merpati Nusantara. Karena krisis ekonomi dan minimnya pemdapatan, maskapai Merpati Nusantara kini tinggal kenangan. Pulau Biak makin terkenal kala maskapai Kroonduif banyak membuka rute internasional seperti Sydney, Amsterdam, Honolulu hingga Seattle.

Untuk rute di wilayah Papua, Kroonduif menggunakan pesawat amfibi atau Sea Beaver yang mampu mendarat di pantai serta danau di pedalaman Papua. Pada tahun 1956, Kroonduif menambah lagi pesawat de Havilland DHC 2 Beaver, untuk melayani penerbangan Biak tujuan Sentani dan Sorong serta kota kota di Papua Nugini. Beberapa tahun kemudian pada 1960, maskapai KLM juga membuka rute dari Bandara Mokmer untuk melayani penerbangan Biak Tokyo Amsterdam.

Saat sengketa pembebasan Irian Barat selesai pada 1962, PBB memutuskan bahwa wilayah Irian Barat harus diserahkan Belanda kepada Indonesia. Alhasil, Bandara Mokmer pun diubah namanya menjadi Bandara Frans Kaisiepo, pahlawan nasional Indonesia asli Biak Papua. Kejayaan Bandara Frans Kaisiepo pun berlanjut hingga tahun 1990 an.

Bandara ini rutin melayani penerbangan internasional seperti Tokyo, Honolulu dan sejumlah kota di Australia. Bahkan, Maskapai Garuda Indonesia sempat melayani rute internasionalJakarta Denpasar Biak Honolulu Los Angeles pada 1996 1998. Selain itu, Garuda Indonesia juga melayani rute Jakarta Denpasar Biak Seattle.

Namun, krisis ekonomi yang melanda Indonesia saat itu membuat rute internasional ini berhenti dan sampai saat ini penerbangan di Biak hanya melayani rute domestik.

Related Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *